saya masih amatir... jadi mian.. kalo cerita nya bakalan gak karuan..
**buat pembajak... mian yah.. FF saya tidak bermutu.. jadi gak perlu repot-repot buat membajak FF saya..**
Inspired by: Lyric Calling Out & Lyric
Cast:
Lee Mi Yeon (SoYou SISTAR)
Jang Wooyoung
Kwangmin
another SISTAR member
~Happy Reading :)
Aku
terbujur lemas di samping kasur tempat tidur seorang namja. Cukup
melelahkan menjaga nya setiap hari dan tak ada perkembangan sedikitpun
untuk kesembuhan nya, semakin hari wajah cute nya semakin pucat...
semakin memutih, semakin dingin saat aku menyentuh nya.
Setiap
hari, dari pagi hingga sore aku menemui nya, menjaga nya dan sesekali
menyapukan keringat yang mengalir dari tubuh dingin nya. Hati ku selalu
menangis saat melihat nya hanya bisa diam seperti ini, meski sangat
sulit aku tetap rajin berdo’a pada Tuhan untuk meminta kesembuhan nya.
melihat keringat yang mengalir dari tubuh nya membuat ku merasa sedikit
lebih baik, setidak nya dia masih hidup meski tidak dapat bergerak
sedikit pun.
Sejak enam bulan yang lalu Dia tidak pernah
lagi bergerak, tubuh nya lemah, dia hanya dirawat di rumah nya, tidak
ada peralatan rumah sakit untuk nya, tidak ada infus atau alat bantu
lain nya. Peralatan rumah sakit selalu membuat nya terlihat lebih buruk,
yang ia alami memang benar-benar aneh... aku berharap Tuhan masih
menyayangi nya dan akan menyembuhkan nya. Meski terlihat sangat buruk,
tapi dia masih bisa bernafas dengan baik.
“Wooyoungie...
mianhae aku pergi dulu... cepat sembuh... aku mohon... besok pagi aku
datang lagi dan akan membawakan makanan untuk mu, aku harap besok kau
bisa makan..” itulah yang selalu ku ucapkan pada nya sebelum aku pergi
meninggalkan nya disini bersama adik laki-laki nya yang setiap sore
menggantikan posisi ku menjaga Jang Wooyoung yang terbujur lemah di atas
kasur nya.
**********************
Setiap
pagi mencoba untuk memasak bubur kesukaan Jang Wooyoung, pabo..!! mana
dia bisa makan..? sungguh... aku hanya ingin bisa melihat nya makan
lagi, sama seperti orang lain.. aku ingin dia bisa makan dengan layak
sama seperti kami, aku hanya ingin bisa menyuapi nya lagi meski Cuma
sekali. Satu kenyataan yang membuat hati ku sangat sakit.. setiap pagi,
saat memasuki kamar nya.. yang kudapati hanya seorang namja yang
terbujur lemas, tanpa gerakan dan sedikit pun suara yang terdengar dari
nya. Dia hidup, tapi kenapa dia terus seperti ini..??
Setiap
hari yang bisa ku lakukan hanya mengajak nya bicara. aku gila..??
mungkin, setiap hari aku mengajak orang yang tidak bisa bicara sedikit
pun untuk mengobrol. Bertanya bagaimana kabar nya, kapan dia akan
bangun, kapan dia kembali membuat ku tertawa lagi... dasar namja
bodoh..!! kau berubah drastis, dulu kau selalu membuat ku tertawa
dengan semua tingkah lucu mu, tapi sekarang, yang bisa kau lakukan hanya
membuat ku menangis, kenapa..?? kenapa kau hanya diam dan membuat ku
terus menangis..? Apa kau tau?? mendengar mu masih bernafas aku merasa
sangat senang.. sesekali mendapati wajah mu tersenyum adalah kebahagiaan
yang luar biasa untuk ku.
“Lee Mi Yeon..”
“Wooyoungie...”
sempat terkejut mendengar suara seorang namja yang memanggil nama ku..
“Mi Yeon nuna... kau kelelahan..??”
ah...
ternyata dia adik Wooyoung.. kenyataan ini membuat hati ku semakin
perih, bagaimana bisa aku mengira Wooyoung sudah sadar dan membangunkan
ku yang tertidur di samping kasur nya.
“Mi Yeon nuna... kau tidak apa..?”
“hiks... aku tidak apa..”
“nuna... yakin akan tetap bertahan seperti ini menunggu Wooyoung hyung sembuh..”
“ne... aku yakin..” dengan mantap aku mengatakan itu pada adik Wooyoung.
“nuna...
sebagai adik Wooyoung hyung, aku mengerti bagaimana yang dirasakan oleh
nya,. Aku yakin Wooyoung hyung ingin nuna bisa tersenyum lagi dan
bahagia.. jangan paksakan diri nuna...”
ucapan Kwangmin
benar-benar membuat hati ku semakin perih... aku menaruh jari-jari
tangan ku ke mulut ku, mencoba menahan agar suara tangisan ku tak
didengar oleh Wooyoung. benar.. aku ingin sekali bisa tersenyum, aku
memang ingin bahagia...
“Wooyoungie... benarkah kau ingin aku
bahagia..?? kau ingin aku tersenyum..??? Wooyoungie... cepatlah sembuh..
aku hanya akan bahagia jika melihat mu sembuh dan kembali sehat...
Wooyoungie... sembuhlah.. hiks hiks....”
aku mengambil tangan
Wooyoung yang terkulai lemas disamping tubuh nya, aku menangis
dipunggung tangan nya.. yah... hanya ini yang bisa aku lakukan.
“nuna... sudah lah...”
Kwangmin mencoba mengangkat tubuh ku yang duduk di atas kursi dan masih menangis di samping Wooyoung..
“Mi
Yeon nuna... sudah lah.. ini giliran ku untuk menjaga Wooyoung hyung,
nuna pulang saja.. sebentar lagi Hyo Lyn nuna mungkin akan datang untuk
menjemput mu..”
“Hyo Lyn Onnie..??”
“ne.. aku tau, nuna tidak akan bisa pulang sendiri dengan keadaan seperti ini..”
aku kembali mendekati Wooyoung dan mencium pelan kening nya.
“Wooyoungie...
cepatlah sembuh... aku mohon... besok pagi aku datang lagi dan akan
membawakan makanan untuk mu, aku harap besok kau bisa memakan masakan
ku..”
“Mi Yeon... ayo kita pulang..”
Hyo Lyn Onnie sudah
datang, wajah nya terlihat seperti mencemaskan ku. aku menyapu pelan air
yang menggenangi pipi ku dan mencoba menampakkan senyum termanis ku
untuk Wooyoung lalu pergi meninggalkan nya disini bersama Kwangmin adik
nya.
****************************
“Onnie... memasak bubur lagi..??”
Dasom masuk kedapur dan mengambil air minum.
“ne..”
“untuk Wooyoung oppa lagi..?? kenapa..? kenapa Onnie terus seperti ini..??”
pertanyaan nya membuat ku berhenti mengaduk bubur yang sedang mendidih di hadapan ku
“Dasom..!! Paboya,..!! kenapa kau berkata seperti itu..??”
Bora Onnie tiba-tiba datang dan mengambil segelas air yang sedang di minum oleh Dasom.
“Onnie...
percuma, Mi Yeon Onnie terus memasak bubur untuk nya, Bora Onnie tau
kan..? sedikit pun Wooyoung Oppa tidak bisa membuka mulut nya, apa lagi
makan..”
“Dasom..!!”
Bora Onnie mencoba menghentikan
perkataan Dasom,. Aku melihat Dasom yang menyapu linangan air mata nya
berjalan kearah ku dan mematikan kompor di hadapan ku.
“Onnie... aku mohon... sadarlah.. Wooyoung Oppa tidak bisa bergerak., kenapa Onnie selalu memasak bubur untuk nya...??”
Dasom membelai lembut rambut ku dan merapikan nya.. ucapan nya membuat ku tidak dapat menahan tangis..
“Onnie...
aku juga merasa sakit setiap melihat Onnie terus berharap bahwa
Wooyoung oppa bisa sembuh, rasa nya sangat sakit, setiap pagi harus
melihat Onnie berhayal bisa sarapan bersama Wooyoung Oppa... Onnie.. aku
mohon jangan seperti ini lagi... hiks...”
pundak ku terasa basah
karna Dasom menangis dengan menyandarkan wajah nya disana. Tidak ada
yang bisa aku katakan, aku hanya bisa menundukkan wajah ku dan terus
menangis mendengar semua ucapan nya.
“Onnie.. aku mohon..
kembalilah hidup seperti dulu, kita tertawa lagi.. ayo Onnie...
tertawalah,!! setidak nya Onnie tersenyum manis lagi seperti dulu..”
tangisan Dasom semakin menjadi, tidak ada kata yang bisa aku ucapkan selain ikut menangis bersama nya.
“Dasom... sudah..!!”
Bora Onnie mencoba melepaskan pelukan Dasom dari tubuh ku.
Hyo Lyn Onnie datang, “Dasom... kenapa kau menangis...?”
Bora Onnie seperti memberikan isyarat pada nya,
“Bora... kau bawa Dasom keluar..”
dengan cepat Bora Onnie membawa Dasom keluar dari dapur.
Hyo Lyn Onnie mendekati ku dan membalikkan tubuh ku, melihat ku menangis tersedu dia langsung memelukku dengan erat.
“sudahlah... jangan menangis lagi...”
Hyo Lyn Onnie menyandarkan kepala ku ke bahu nya dan membelai lembut punggung ku.
“Dasom
benar... selama nya Wooyoung tidak akan sembuh,.. Wooyoung tidak akan
pernah sembuh... hiks... Onnie.. aku sangat menyayangi nya.. aku tidak
ingin kehilangan nya..”
Hyo Lyn Onnie masih membelai punggung ku, terus berusaha agar tangisan ku bisa reda..
“Mi Yeon, jangan berpikir seperti itu... Optimis lah.. dia pasti sembuh..”
mendengar itu aku cepat melepaskan pelukan Hyo Lyn Onnie
“sampai
kapan Onnie akan membuat ku terus berharap..?? sampai kapan Onnie ingin
membuat ku terus bermimpi seperti ini.?? Onnie selalu mengatakan hal
itu, tapi apa..?? setiap pagi aku melihat dia tetap terbaring lemas di
kasur nya...!!! sangat menyakitkan setiap pagi hanya bisa melihat nya
seperti itu..”
“lalu apa yang kau ingin kan..?? bukankah kau juga
ingin dia bisa sembuh..?? masih bisa bernafas setiap hari bukan kah
sangat baik untuk nya..? berhentilah menangis...!! kau tidak ingin
menemui nya pagi ini..?? kau ingin dia melihat mata mu yang sembab.??
Semangat lah seperti hari-hari sebelum nya..!! buat dia merasa ingin
hidup lebih lama..!!”
Hyo Lyn Onnie juga menangis, ia berbicara keras dengan mengeluarkan air mata nya... semua orang menangis karna aku..
semua
ucapan nya membuat dada ku terasa sangat perih.. Hyo Lyn Onnie benar,
aku tidak bisa membiarkan Wooyoung melihat mata sembab ku.. tapi aku
benar-benar tidak bisa menahan air mata ku, menahan nya membuat dada ku
menjadi sesak.. menerima kenyataan bahwa orang yang paling ku cintai
menderita penyakit aneh sungguh hal yang sangat berat, apa yang harus
aku lakukan untuk kesembuhan nya..?? Wooyoungie.. sembuh lah...!!
************************
Seperti
biasa Memasuki kamar nya, mencoba tersenyum di samping nya Dan menyapa
nya dengan hangat itu membuat ku merasa lebih baik.
“annyonghaseyo... Wooyoungie ireona...!! Wooyoung.. Ppali, Ireona..!!”
seperti
pagi pagi sebelum nya, ia tetap saja terbujur kaku di atas kasur nya.
Aku menaruh jari telunjuk ku dibawah hidung nya.. Syukurlah, dia masih
bernafas dengan baik.
“Jang Wooyoung... Ireona..!! aku mohon, bangun lah.. lihat.. aku membawa bubur lagi..”
aku mengangkat rantang yang berisi bubur yang aku bawa dari apartemen tadi, mencoba memperlihatkan pada nya
“aku baru saja membuat nya, bubur nya masih hangat.. ayo bangun.. kita habiskan bubur ini”
heumh,.. cukup gila karna aku menganggap nya hanya tertidur
“aa~.. ya sudah, jika kau belum lapar biar bubur nya aku berikan pada Kwangmin saja.. tidak apa kan..??”
meski bersikap seperti ini, tetap saja air mata ku jatuh dengan sendiri nya
“hemh..
apa pun yang terjadi, aku akan tetap menunggu mu sampai kau benar-benar
sehat.. bagaimana pun keadaan mu, aku akan tetap mencintai mu..
Wooyoungie.. sembuhlah dengan cepat..!!”
aku menggenggam erat
tangan nya yang kurasa semakin terasa dingin, mencium tangan nya dengan
hangat dan tertidur di atas tangan dingin nya.
**********************
“Lee Mi Yeon... Ireona..!! Mi Yeon.. Ppali.. Ireona...!!!”
perlahan
aku membuka mata ku, penglihatan ku kurang jelas, kenapa begitu
silau..?? namja cute itu tersenyum pada ku. Jang Wooyoung.. benar, ia
Jang Wooyoung.
“Wooyoungie... kau sudah bangun..??? benar kau sudah bangun..???”
tak
dapat ku tutupi kebahagiaan ku saat melihat namja yang sudah enam bulan
ini terbujur kaku, membangunkan ku lalu tersenyum manis pada ku. aku
cepat memeluk nya dengan erat, dan terus menangis atas kesembuhan nya.
“Wooyoungie... aku merindukan mu... Wooyoung,.. aku menyayangi mu.. aku mencintai mu, jangan sakit lagi..!! aku mohon..”
dia melepaskan pelukan ku, lalu mengangkat wajah ku dan menyapu pipi ku dengan lembut.
“kenapa menangis..??”
“kenapa selama aku tidur kau terus menangis.?”
dengan senyum manis nya,. Wajah nya terlihat sangat segar, seperti orang yang tidak pernah sakit.
“aku tanya.. kenapa kau selalu menangis..??”
“itu karna.. aku tidak ingin kau terus sakit.. aku ingin kau sembuh... maka nya aku menangis..”
“hemmh... tadi kau bilang memasakkan bubur untuk ku.. kau ingin menyuapi ku kan..?”
“ne..”
aku cepat ingin mengambil bubur yang aku bawa tadi.. tapi... dimana.? Dimana bubur nya..? dan... dimana kami sekarang..??
“Mi Yeon.. kau mencari ini..?”
ditangan Wooyoung sudah ada semangkuk bubur, aku bingung tadi dia tidak memegang nya.
“Mi Yeon... ada apa.? Kau tidak mau menyuapi ku..?”
“ah... bukan seperti itu... Wooyoungie, dimana kita sekarang..?”
“hem.. kau tidak usah tanya dimana kita, ayo suapkan bubur untuk ku.. aku sudah sangat lapar..”
sungguh
menyenangkan bisa menyuapi nya lagi, dia terus tersenyum dan sesekali
menyapukan air mata ku yang tak hentinya mengalir.. aku tidak percaya
sekarang dia bisa sehat seperti ini, Wooyoung.. terimakasih kau sudah
mau sembuh. Demi Tuhan.. aku mohon jangan sakit lagi.
“menangislah terus... selagi disini menangislah dengan kuat..”
dia masih tersenyum dengan baik, menyapu setiap air mata ku yang jatuh, dan sesekali memeluk ku dengan hangat.
“oh ia.. kau tidak pulang.?”
“ani, aku masih ingin bersama mu..??”
“baiklah..
tapi kau harus tetap pulang..!! Hyo Lyn dan teman-teman mu yang lain
menghawatirkan mu..” dia menundukkan wajah nya sebentar lalu tersenyum
lagi pada ku.
“Mi Yeon.. apa kau mau melakukan sesuatu untuk ku..?”
“tentu.. apa pun..”
“aku hanya ingin kau berjanji pada ku.. dan kau harus menepati janji mu..”
“tentu saja... kau ingin aku berjanji apa.??”
“setelah
kau bangun... kau harus janji, bahwa kau tidak akan menangis.. berjanji
lah untuk selalu tersenyum dengan manis, berjanji lah kalau kau akan
tetap bahagia meski tidak ada aku... ini permintaan ku.. berjanji lah!
karna aku tidak suka melihat mu terus bersedih..”
aku tidak mengerti semua ucapan nya, ekspresi wajah nya terlihat berbeda
“Wooyoungie.. aku janji tidak akan menangis lagi setelah hari ini, tapi.. apa maksud mu.?”
“hem..
sekarang kau harus bangun... semua orang menghawatirkan mu.. ingat
janji mu..!! jangan bersedih lagi, tersenyumlah dengan manis.. untuk
ku..”
“Wooyoung..”
“Mi Yeon.. bangun lah..!!”
Akh... kepala ku sedikit sakit.. mata ku sangat perih apa karna aku menangis bersama Wooyoung tadi..?
“Mi Yeon.. kau sudah bangun..?”
aku
membuka mata ku perlahan, aku melihat wajah cemas Hyo Lyn Onnie dan
juga Dasom yang menangis sambil mengusap pelan rambut ku.. lalu aku
mendengar suara langkah kaki yang berjalan dengan cepat
“Mi Yeon.. kau sudah sadar??”
Bora
Onnie, mata nya sembab.. seperti nya dia baru berhenti menangis.
Kenapa? Kenapa semua orang ada disamping ku dan menangis.??
“Wooyoungie.. Onnie.. apa Wooyoung yang mengantar ku pulang..?”
mendengar ucapan ku Hyo Lyn Onnie langsung memegangi mulut nya dan menangis dengan hebat, kenapa? Kenapa dengan Hyo Lyn Onnie.?
“Dasom.. apa Wooyoung sudah pulang kerumah nya??”
begitu
juga dengan Dasom.. mendengar pertanyaan ku Dasom langsung pergi dari
hadapan ku dan hanya suara tangis nya yang terdengar kian menjauh..
kenapa? Kenapa mereka jadi aneh?
“Mi Yeon..”
Bora Onnie mengusap pelan wajah ku sambil menangis..
“Mi Yeon... aku mohon.. sadar lah.. Onnie mohon, terima saja kenyataan ini..”
apa yang dia maksud.? Dia berbicara dengan nada yang sedikit bergetar..
“Mi Yeon... jangan bersedih lagi, aku mohon.. ini untuk Wooyoung..”
“Onnie... kenapa dengan Wooyoung.? Dia sakit lagi..? kenapa dia bisa sakit lagi..??”
“Mi Yeon..!!”
aku terkejut Hyo Lyn Onnie berteriak dengan keras pada ku, dia menangis
“terimalah kepergian Wooyoung.. kau tidak bisa terus seperti ini..!”
apa?
Apa yang aku dengar? Semua ucapan nya membuat aku tidak bisa bernafas
dengan baik, dada ku sesak.. dada ku benar-benar sesak.. hati ku seperti
hancur, rasa nya sakit sekali...
“apa yang Onnie kata kan.?
Wooyoung masih hidup.. tadi dia baru makan bersama ku... aku
sungguh-sungguh. Onnie tidak percaya? aku akan menelpon Wooyoung
sekarang juga..”
aku cepat turun dari tempat tidur dan mencari handphone ku yang entah aku taruh dimana,
“dimana? Dimana handphone ku?”
aku
mengelilingi kamar ku, aku berlarian di kamar ku, air mata ku kembali
mengalir. mana handphone ku? aku ingin menelpon Wooyoung.. aku yakin dia
pasti sudah sehat, dia pasti masih hidup.
“Mi Yeon...”
tiba-tiba Bora Onnie menarik lengan ku, ia menghentikan ku dan memelukku dengan kuat sekarang.
“Mi
Yeon.. Onnie mohon.. sadarlah.. waktu Wooyoung dinyatakan sudah
meninggal kau langsung pingsan, sudah semalaman kau tidak bangun.. aku
mohon, terima saja semua nya.. berhenti lah terus bersikap seperti ini..
demi Tuhan, sadar lah... demi Wooyoung, berhenti bersedih dan tersenyum
lah..!!”
tidak ada kata yang bisa aku ucapkan. rasa nya sangat
sakit.., mulutku seakan terkunci rapat.. aku hanya bisa menangis dan
mencoba untuk memanggil nama nya.. Wooyoungie..
***************************
Wooyoungie, sekarang Aku merasa bisa mencapai mu hanya dengan mengulurkan tangan ku,
Kau benar ada di depan mataku , tapi.. Aku hanya bisa berdiri di sini dan melihat ke arah mu.
Wooyoungie, Jika kau pergi seperti ini, dapatkah aku benar-benar bisa hidup tanpa mu?
Aku, aku tidak bisa manjalani hari tanpa mu , Aku masih berdiri di sini melihat mu yang mulai melangkah menjauh dari ku.
Aku
masih berdiri di sini, aku tidak bisa bergerak, aku ada di tempat yang
sama dengan tempat saat kau pergi. Aku masih melihat ke arah mu, aku
mohon, berbalik dan lihat kembali aku, tolong.. Sebaliknya, kenapa kau
tidak menghentikan langkah mu agar aku dapat melangkah ke arah mu. Aku
mohon, berbalik dan kembali untuk ku, aku mohon...
sekarang Aku
tidak bisa bergerak bahkan satu langkah , Air mata ini membuat
penglihatan ku kabur, sekarang aku tidak dapat melihat mu, Jika kau
berbalik, maka aku bisa pergi pada mu
kenapa kau pergi? Kenapa tidak memperhatikan hati ku?
Ketika
aku bangun dari kesendirian yang membangunkan ku, Aku memikirkan
tentang wajah mereka yang selalu tersenyum dan mencoba membuat ku ikut
tersenyum. Seperti hal nya pasir yang meninggalkan seseorang ketika
yang lain tiba bersama musim yang indah. kesedihan dan kerinduan untukmu
terus ku rasakan, kenapa Kau meninggalkan ku.
Aku
berjalan di jalan ini lagi, Hari demi hari seperti mimpi buruk yang
mulai menghilang. Aku langsung merasa air mata ku berlinang setiap
mendengar nama nya, Aku tidak bisa terus menahannya dalam hati ku, Aku
harus bisa tertawa lagi. Sesekali Aku mencoba memanggil nama nya, dengan
bekas luka yang tersisa di hatiku ,Meskipun Aku mencoba untuk melupakan
namanya, tapi itu sangat berat. Aku menggigit bibir, aku mencoba untuk
menahan diri, aku sungguh-sungguh.. cinta ku hanya Jang Wooyoung. Aku
menjalani hidup dengan berpura-pura merasa hal itu tidak pernah terjadi.
Ketika aku merindukan cinta ku Jang Wooyoung, Tanpa aku ketahui Aku
mulai menangis dengan sendiri nya.
Seminggu sudah dia
benar-benar pergi dari hidup ku, mungkin ini yang terbaik untuk nya dan
juga aku, akan ku tepati janji ku pada nya.. tidak akan terus menangis
dan mencoba untuk kembali tersenyum dengan manis. Duduk diatas rumput
hijau di taman seperti ini, bisa membuat hati ku sedikit nyaman.
Memandang langit cerah disini, aku bisa melihat Wooyoung melambaikan
tangan dan tersenyum pada ku.
Wooyoungie.. annyongi gaseyo...
*********************
Coment please... kritik sama saran nya di perlukan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar