Jumat, 13 Januari 2012

Beautiful Smile (One Chapter)

saya masih amatir... jadi mian.. kalo cerita nya bakalan gak karuan..

**buat pembajak... mian yah.. FF saya tidak bermutu.. jadi gak perlu repot-repot buat membajak FF saya..**

Inspired by: Lyric Calling Out & Lyric

Cast:
Lee Mi Yeon (SoYou SISTAR)
Jang Wooyoung
Kwangmin
another SISTAR member

~Happy Reading :)


Aku terbujur lemas di samping kasur tempat tidur seorang namja. Cukup melelahkan menjaga nya setiap hari dan tak ada perkembangan sedikitpun untuk kesembuhan nya, semakin hari wajah cute nya semakin pucat... semakin memutih, semakin dingin saat aku menyentuh nya.

Setiap hari, dari pagi hingga sore aku menemui nya, menjaga nya dan sesekali menyapukan keringat yang mengalir dari tubuh dingin nya. Hati ku selalu menangis saat melihat nya hanya bisa diam seperti ini, meski sangat sulit aku tetap rajin berdo’a pada Tuhan untuk meminta kesembuhan nya. melihat keringat yang mengalir dari tubuh nya membuat ku merasa sedikit lebih baik, setidak nya dia masih hidup meski tidak dapat bergerak sedikit pun.

Sejak enam bulan yang lalu Dia tidak pernah lagi bergerak, tubuh nya lemah, dia hanya dirawat di rumah nya, tidak ada peralatan rumah sakit untuk nya, tidak ada infus atau alat bantu lain nya. Peralatan rumah sakit selalu membuat nya terlihat lebih buruk, yang ia alami memang benar-benar aneh... aku berharap Tuhan masih menyayangi nya dan akan menyembuhkan nya. Meski terlihat sangat buruk, tapi dia masih bisa bernafas  dengan baik.

“Wooyoungie... mianhae aku pergi dulu... cepat sembuh... aku mohon... besok pagi aku datang lagi dan akan membawakan makanan untuk mu, aku harap besok kau bisa makan..” itulah yang selalu ku ucapkan pada nya sebelum aku pergi meninggalkan nya disini bersama adik laki-laki nya yang setiap sore menggantikan posisi ku menjaga Jang Wooyoung yang terbujur lemah di atas kasur nya.

**********************

Setiap pagi mencoba untuk memasak bubur kesukaan Jang Wooyoung, pabo..!! mana dia bisa makan..? sungguh... aku hanya ingin bisa melihat nya makan lagi, sama seperti orang lain.. aku ingin dia bisa makan dengan layak sama seperti kami, aku hanya ingin bisa menyuapi nya lagi meski Cuma sekali. Satu kenyataan yang membuat hati ku sangat sakit.. setiap pagi, saat memasuki kamar nya.. yang kudapati hanya seorang namja yang terbujur lemas, tanpa gerakan dan sedikit pun suara yang terdengar dari nya. Dia hidup, tapi kenapa dia terus seperti ini..??

Setiap hari yang bisa ku lakukan hanya mengajak nya bicara. aku gila..?? mungkin, setiap hari aku mengajak orang yang tidak bisa bicara sedikit pun untuk mengobrol. Bertanya bagaimana kabar nya, kapan dia akan bangun, kapan dia kembali membuat ku tertawa lagi... dasar namja bodoh..!! kau  berubah drastis, dulu kau selalu membuat ku tertawa dengan semua tingkah lucu mu, tapi sekarang, yang bisa kau lakukan hanya membuat ku menangis, kenapa..?? kenapa kau hanya diam dan membuat ku terus menangis..? Apa kau tau?? mendengar mu masih bernafas aku merasa sangat senang.. sesekali mendapati wajah mu tersenyum adalah kebahagiaan yang luar biasa untuk ku.

“Lee Mi Yeon..”
“Wooyoungie...”
sempat terkejut mendengar suara seorang namja yang memanggil nama ku..
“Mi Yeon nuna... kau kelelahan..??”
ah... ternyata dia adik Wooyoung.. kenyataan ini membuat hati ku semakin perih, bagaimana bisa aku mengira Wooyoung sudah sadar dan membangunkan ku yang tertidur di samping kasur nya.
“Mi Yeon nuna... kau tidak apa..?”
“hiks... aku tidak apa..”
“nuna... yakin akan tetap bertahan seperti ini menunggu Wooyoung hyung sembuh..”
“ne... aku yakin..” dengan mantap aku mengatakan itu pada adik Wooyoung.
“nuna... sebagai adik Wooyoung hyung, aku mengerti bagaimana yang dirasakan oleh nya,. Aku yakin Wooyoung hyung ingin nuna bisa tersenyum lagi dan bahagia.. jangan paksakan diri nuna...”
ucapan Kwangmin benar-benar membuat hati ku semakin perih... aku menaruh jari-jari tangan ku ke mulut ku, mencoba menahan agar suara tangisan ku tak didengar oleh Wooyoung. benar.. aku ingin sekali bisa tersenyum, aku memang ingin bahagia...
“Wooyoungie... benarkah kau ingin aku bahagia..?? kau ingin aku tersenyum..??? Wooyoungie... cepatlah sembuh.. aku hanya akan bahagia jika melihat mu sembuh dan kembali sehat... Wooyoungie... sembuhlah.. hiks hiks....”
aku mengambil tangan Wooyoung yang terkulai lemas disamping tubuh nya, aku menangis dipunggung tangan nya.. yah... hanya ini yang bisa aku lakukan.
“nuna... sudah lah...”
Kwangmin mencoba mengangkat tubuh ku yang duduk di atas kursi dan masih menangis di samping Wooyoung..
“Mi Yeon nuna... sudah lah.. ini giliran ku untuk menjaga Wooyoung hyung, nuna pulang saja.. sebentar lagi Hyo Lyn nuna mungkin akan datang untuk menjemput mu..”
“Hyo Lyn Onnie..??”
“ne.. aku tau, nuna tidak akan bisa pulang sendiri dengan keadaan seperti ini..”
aku kembali mendekati Wooyoung dan mencium pelan kening nya.
“Wooyoungie... cepatlah sembuh... aku mohon... besok pagi aku datang lagi dan akan membawakan makanan untuk mu, aku harap besok kau bisa memakan masakan ku..”
“Mi Yeon... ayo kita pulang..”
Hyo Lyn Onnie sudah datang, wajah nya terlihat seperti mencemaskan ku. aku menyapu pelan air yang menggenangi pipi ku dan mencoba menampakkan senyum termanis ku untuk Wooyoung lalu pergi meninggalkan nya disini bersama Kwangmin adik nya.

****************************

“Onnie... memasak bubur lagi..??”
Dasom masuk kedapur dan mengambil air minum.
“ne..”
“untuk Wooyoung oppa lagi..?? kenapa..? kenapa Onnie terus seperti ini..??”
pertanyaan nya membuat ku berhenti mengaduk bubur yang sedang mendidih di hadapan ku
“Dasom..!! Paboya,..!! kenapa kau berkata seperti itu..??”
Bora Onnie tiba-tiba datang dan mengambil segelas air yang sedang di minum oleh Dasom.
“Onnie... percuma, Mi Yeon Onnie terus memasak bubur untuk nya, Bora Onnie tau kan..? sedikit pun Wooyoung Oppa tidak bisa membuka mulut nya, apa lagi makan..”
“Dasom..!!”
Bora Onnie mencoba menghentikan perkataan Dasom,. Aku melihat Dasom yang menyapu linangan air mata nya berjalan kearah ku dan mematikan kompor di hadapan ku.
“Onnie... aku mohon... sadarlah.. Wooyoung Oppa tidak bisa bergerak., kenapa Onnie selalu memasak bubur untuk nya...??”
Dasom membelai lembut rambut ku dan merapikan nya.. ucapan nya membuat ku tidak dapat menahan tangis..
“Onnie... aku juga merasa sakit setiap melihat Onnie terus berharap bahwa Wooyoung oppa bisa sembuh, rasa nya sangat sakit, setiap pagi harus melihat Onnie berhayal bisa sarapan bersama Wooyoung Oppa... Onnie.. aku mohon jangan seperti ini lagi... hiks...”
pundak ku terasa basah karna Dasom  menangis dengan menyandarkan wajah nya disana. Tidak ada yang bisa aku katakan, aku hanya bisa menundukkan wajah ku dan terus menangis mendengar semua ucapan nya.
“Onnie.. aku mohon.. kembalilah hidup seperti  dulu, kita tertawa lagi.. ayo Onnie... tertawalah,!! setidak nya Onnie tersenyum manis lagi seperti dulu..”
tangisan Dasom semakin menjadi, tidak ada kata yang bisa aku ucapkan selain ikut menangis bersama nya.
“Dasom... sudah..!!”
Bora Onnie mencoba melepaskan pelukan Dasom dari tubuh ku.
Hyo Lyn Onnie datang, “Dasom... kenapa kau menangis...?”
Bora Onnie seperti memberikan isyarat pada nya,
“Bora... kau bawa Dasom keluar..”
dengan cepat Bora Onnie membawa Dasom keluar dari dapur.

Hyo Lyn Onnie mendekati ku dan membalikkan tubuh ku, melihat ku menangis tersedu dia langsung memelukku dengan erat.
“sudahlah... jangan menangis lagi...”
Hyo Lyn Onnie menyandarkan kepala ku ke bahu nya dan membelai lembut punggung ku.
“Dasom benar... selama nya Wooyoung tidak akan sembuh,.. Wooyoung tidak akan pernah sembuh... hiks... Onnie.. aku sangat menyayangi nya.. aku tidak ingin kehilangan nya..”
Hyo Lyn Onnie masih membelai punggung ku, terus berusaha agar tangisan ku bisa reda..
“Mi Yeon, jangan berpikir seperti itu... Optimis lah.. dia pasti sembuh..”
mendengar itu aku cepat melepaskan pelukan Hyo Lyn Onnie
“sampai kapan Onnie akan membuat ku terus berharap..?? sampai kapan Onnie ingin membuat ku terus bermimpi seperti ini.?? Onnie selalu mengatakan hal itu, tapi apa..?? setiap pagi aku melihat dia tetap terbaring lemas di kasur nya...!!! sangat menyakitkan setiap pagi hanya bisa melihat nya seperti itu..”
“lalu apa yang kau ingin kan..?? bukankah kau juga ingin dia bisa sembuh..?? masih bisa bernafas setiap hari bukan kah sangat baik untuk nya..? berhentilah menangis...!! kau tidak ingin menemui nya pagi ini..?? kau ingin dia melihat mata mu yang sembab.?? Semangat lah seperti hari-hari sebelum nya..!! buat dia merasa ingin hidup lebih lama..!!”
Hyo Lyn Onnie juga menangis, ia berbicara keras dengan mengeluarkan air mata nya... semua orang menangis karna aku..
semua ucapan nya membuat dada ku terasa sangat perih.. Hyo Lyn Onnie benar, aku tidak bisa membiarkan Wooyoung melihat mata sembab ku.. tapi aku benar-benar tidak bisa menahan air mata ku, menahan nya membuat dada ku menjadi sesak.. menerima kenyataan bahwa orang yang paling ku cintai menderita penyakit aneh sungguh hal yang sangat berat, apa yang harus aku lakukan untuk kesembuhan nya..??  Wooyoungie.. sembuh lah...!!

************************

Seperti biasa Memasuki kamar nya, mencoba tersenyum di samping nya Dan menyapa  nya dengan hangat itu membuat ku merasa lebih baik.
“annyonghaseyo... Wooyoungie ireona...!! Wooyoung.. Ppali, Ireona..!!”
seperti pagi pagi sebelum nya, ia tetap saja terbujur kaku di atas kasur nya. Aku menaruh jari telunjuk ku dibawah hidung nya.. Syukurlah, dia masih bernafas dengan baik.
“Jang Wooyoung... Ireona..!! aku mohon, bangun lah.. lihat.. aku membawa bubur lagi..”
aku mengangkat rantang yang berisi bubur yang aku bawa dari apartemen tadi, mencoba memperlihatkan pada nya
“aku baru saja membuat nya, bubur nya masih hangat.. ayo bangun.. kita habiskan bubur ini”
heumh,.. cukup gila karna aku menganggap nya hanya tertidur
“aa~..  ya sudah, jika kau belum lapar biar bubur nya aku berikan pada Kwangmin saja.. tidak apa kan..??”
meski bersikap seperti ini, tetap saja air mata ku jatuh dengan sendiri nya
“hemh.. apa pun yang terjadi, aku akan tetap menunggu mu sampai kau benar-benar sehat.. bagaimana pun keadaan mu, aku akan tetap mencintai mu.. Wooyoungie.. sembuhlah dengan cepat..!!”
aku menggenggam erat tangan nya yang kurasa semakin terasa dingin, mencium tangan nya dengan hangat dan tertidur di atas tangan dingin nya.

**********************


“Lee Mi Yeon... Ireona..!! Mi Yeon.. Ppali.. Ireona...!!!”
perlahan aku membuka mata ku, penglihatan ku kurang jelas, kenapa begitu silau..??  namja cute itu tersenyum pada ku. Jang Wooyoung.. benar, ia Jang Wooyoung.
“Wooyoungie... kau sudah bangun..??? benar kau sudah bangun..???”
tak dapat ku tutupi kebahagiaan ku saat melihat namja yang sudah enam bulan ini terbujur kaku, membangunkan ku lalu tersenyum manis pada ku. aku cepat memeluk nya dengan erat, dan terus menangis atas kesembuhan nya.
“Wooyoungie... aku merindukan mu... Wooyoung,.. aku menyayangi mu.. aku mencintai mu, jangan sakit lagi..!! aku mohon..”
dia melepaskan pelukan ku, lalu mengangkat wajah ku dan menyapu pipi ku dengan lembut.
“kenapa menangis..??”
“kenapa selama aku tidur kau terus menangis.?”
dengan senyum manis nya,.  Wajah nya terlihat sangat segar, seperti orang yang tidak pernah sakit.
“aku tanya.. kenapa kau selalu menangis..??”
“itu karna.. aku tidak ingin kau terus sakit.. aku ingin kau sembuh... maka nya aku menangis..”
“hemmh... tadi kau  bilang memasakkan bubur untuk ku.. kau ingin menyuapi ku kan..?”
“ne..”
aku cepat ingin mengambil bubur yang aku bawa tadi.. tapi... dimana.? Dimana bubur nya..? dan... dimana kami sekarang..??
“Mi Yeon.. kau mencari ini..?”
ditangan Wooyoung sudah ada semangkuk bubur, aku bingung tadi dia tidak memegang  nya.
“Mi Yeon... ada apa.? Kau tidak mau menyuapi ku..?”
“ah... bukan seperti itu... Wooyoungie, dimana kita sekarang..?”
“hem.. kau tidak usah tanya dimana kita, ayo suapkan bubur untuk ku.. aku sudah sangat lapar..”
sungguh menyenangkan bisa menyuapi nya lagi, dia terus tersenyum dan sesekali menyapukan air mata ku yang tak hentinya mengalir.. aku tidak percaya sekarang dia bisa sehat seperti ini, Wooyoung.. terimakasih kau sudah mau sembuh. Demi Tuhan.. aku mohon jangan sakit lagi.


“menangislah terus... selagi disini menangislah dengan kuat..”
dia masih tersenyum dengan baik, menyapu setiap air mata ku yang jatuh, dan sesekali memeluk ku dengan hangat.
“oh ia.. kau tidak pulang.?”
“ani, aku masih ingin bersama mu..??”
“baiklah.. tapi kau harus tetap pulang..!! Hyo Lyn dan teman-teman mu yang lain menghawatirkan mu..” dia menundukkan wajah nya sebentar lalu tersenyum lagi pada ku.
“Mi Yeon.. apa kau mau melakukan sesuatu untuk ku..?”
“tentu.. apa pun..”
“aku hanya ingin kau berjanji pada ku.. dan kau harus menepati janji mu..”
“tentu saja... kau ingin aku berjanji apa.??”
“setelah kau bangun... kau harus janji, bahwa kau tidak akan menangis.. berjanji lah untuk selalu tersenyum dengan manis, berjanji lah kalau kau akan tetap bahagia meski tidak ada aku... ini permintaan ku.. berjanji lah! karna aku tidak suka melihat mu terus bersedih..”
aku tidak mengerti semua ucapan nya, ekspresi wajah nya terlihat berbeda
“Wooyoungie.. aku janji tidak akan menangis lagi setelah hari ini, tapi.. apa maksud mu.?”
“hem.. sekarang kau harus bangun... semua orang menghawatirkan mu.. ingat janji mu..!! jangan bersedih lagi, tersenyumlah dengan manis.. untuk ku..”
“Wooyoung..”
“Mi Yeon.. bangun lah..!!”



Akh... kepala ku sedikit sakit.. mata ku sangat perih apa karna aku menangis bersama Wooyoung tadi..?
“Mi Yeon.. kau sudah bangun..?”
aku membuka mata ku perlahan, aku melihat wajah cemas Hyo Lyn Onnie dan juga Dasom yang menangis sambil mengusap pelan rambut ku.. lalu aku mendengar suara langkah kaki yang berjalan dengan cepat
“Mi Yeon.. kau sudah sadar??”
Bora Onnie, mata nya sembab.. seperti nya dia baru berhenti menangis. Kenapa? Kenapa semua orang ada disamping ku dan menangis.??
“Wooyoungie.. Onnie.. apa Wooyoung yang mengantar ku pulang..?”
mendengar ucapan ku Hyo Lyn Onnie langsung memegangi mulut nya dan menangis dengan hebat, kenapa? Kenapa dengan Hyo Lyn Onnie.?
“Dasom.. apa Wooyoung sudah pulang kerumah nya??”
begitu juga dengan Dasom.. mendengar pertanyaan ku Dasom langsung pergi dari hadapan ku dan hanya suara tangis nya yang terdengar kian menjauh.. kenapa? Kenapa mereka jadi aneh?
“Mi Yeon..”
Bora Onnie mengusap pelan wajah ku sambil menangis..
“Mi Yeon... aku mohon.. sadar lah.. Onnie mohon, terima saja kenyataan ini..”
apa yang dia maksud.? Dia berbicara dengan nada yang sedikit bergetar..
“Mi Yeon... jangan bersedih lagi, aku mohon.. ini untuk Wooyoung..”
“Onnie... kenapa dengan Wooyoung.? Dia sakit lagi..? kenapa dia bisa sakit lagi..??”
“Mi Yeon..!!”
aku terkejut Hyo Lyn Onnie berteriak dengan keras pada ku, dia menangis
“terimalah kepergian Wooyoung.. kau tidak bisa terus seperti ini..!”
apa? Apa yang aku dengar? Semua ucapan nya membuat aku tidak  bisa bernafas dengan baik, dada ku sesak.. dada ku benar-benar sesak.. hati ku seperti hancur, rasa nya sakit sekali...
“apa yang Onnie kata kan.? Wooyoung masih hidup.. tadi dia baru makan bersama ku... aku sungguh-sungguh. Onnie tidak percaya? aku akan menelpon Wooyoung sekarang juga..”
aku cepat turun dari tempat tidur dan mencari handphone ku yang entah aku taruh dimana,
“dimana? Dimana handphone ku?”
aku mengelilingi kamar ku, aku berlarian di kamar ku, air mata ku kembali mengalir. mana handphone ku? aku ingin menelpon Wooyoung.. aku yakin dia pasti sudah sehat, dia pasti masih hidup.
“Mi Yeon...”
tiba-tiba Bora Onnie menarik lengan ku, ia menghentikan ku dan memelukku dengan kuat sekarang.
“Mi Yeon.. Onnie mohon.. sadarlah.. waktu Wooyoung dinyatakan sudah meninggal kau langsung pingsan, sudah semalaman kau tidak bangun.. aku mohon, terima saja semua nya.. berhenti lah terus bersikap seperti ini.. demi Tuhan, sadar lah... demi Wooyoung, berhenti bersedih dan tersenyum lah..!!”
tidak ada kata yang bisa aku ucapkan. rasa nya sangat sakit.., mulutku seakan terkunci rapat.. aku hanya bisa menangis dan mencoba untuk memanggil nama nya..  Wooyoungie..

***************************


Wooyoungie, sekarang Aku merasa bisa mencapai mu hanya dengan mengulurkan tangan ku,
Kau benar ada di depan mataku , tapi.. Aku hanya bisa berdiri di sini dan melihat ke arah mu.
Wooyoungie, Jika kau pergi seperti ini, dapatkah aku benar-benar bisa hidup tanpa mu?
Aku, aku tidak bisa manjalani hari tanpa mu , Aku masih berdiri di sini melihat mu yang mulai melangkah menjauh dari ku.

Aku masih berdiri di sini, aku tidak bisa bergerak, aku ada di tempat yang sama dengan tempat saat kau pergi.  Aku masih melihat ke arah mu, aku mohon, berbalik dan lihat kembali aku, tolong..  Sebaliknya, kenapa kau tidak menghentikan langkah mu agar aku dapat melangkah ke arah mu. Aku mohon, berbalik dan kembali untuk ku, aku mohon...
sekarang Aku tidak bisa bergerak bahkan satu langkah , Air mata ini membuat penglihatan ku kabur, sekarang aku tidak dapat melihat mu, Jika kau berbalik, maka aku bisa pergi pada mu
kenapa kau pergi? Kenapa tidak memperhatikan hati ku?




Ketika aku bangun dari kesendirian yang membangunkan ku, Aku memikirkan tentang wajah mereka yang selalu tersenyum dan mencoba membuat ku ikut tersenyum.  Seperti hal nya pasir yang meninggalkan seseorang ketika yang lain tiba bersama musim yang indah. kesedihan dan kerinduan untukmu terus ku rasakan, kenapa Kau meninggalkan ku.

Aku berjalan di jalan ini lagi, Hari demi hari seperti mimpi buruk yang mulai menghilang. Aku langsung merasa air mata ku berlinang setiap mendengar  nama nya, Aku tidak bisa terus menahannya dalam hati ku, Aku harus bisa tertawa lagi. Sesekali Aku mencoba memanggil nama nya, dengan bekas luka yang tersisa di hatiku ,Meskipun Aku mencoba untuk melupakan namanya, tapi itu sangat berat. Aku menggigit bibir, aku mencoba untuk menahan diri, aku sungguh-sungguh.. cinta ku hanya Jang Wooyoung.  Aku menjalani hidup dengan berpura-pura merasa hal itu tidak pernah terjadi. Ketika aku merindukan cinta ku Jang Wooyoung, Tanpa aku ketahui Aku mulai menangis dengan sendiri nya.

Seminggu sudah dia benar-benar pergi dari hidup ku, mungkin ini yang terbaik untuk nya dan juga aku, akan ku tepati janji ku pada nya.. tidak akan terus menangis dan mencoba untuk kembali tersenyum dengan manis. Duduk diatas rumput hijau di taman seperti ini, bisa membuat hati ku sedikit nyaman. Memandang langit cerah disini, aku bisa melihat Wooyoung melambaikan tangan dan tersenyum pada ku.
Wooyoungie.. annyongi gaseyo...

*********************



Coment please... kritik sama saran nya di perlukan..








Tidak ada komentar:

Posting Komentar